Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Penguatan Karakter dan Kolaborasi Siswa

- Editor

Sabtu, 8 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran mendorong penguatan kepribadian atau karakter peserta didik. Pelaksanaan proses penguatan tersebut melalui proyek pembelajaran, tepatnya P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Dalam proyek tersebut, siswa akan terdorong untuk menerapkan semua nilai, dimensi, atau elemen dalam Profil Pelajar Pancasila.

Tujuan lain dari adanya sebuah proyek adalah untuk menciptakan pembelajaran yang kolaboratif. Nantinya, siswa akan berkesempatan untuk berkolaborasi dengan teman sejawat. Selain itu, kolaborasi ini juga akan membentuk tim kerja sama lain, seperti melalui guru, lintas siswa, atau komponen satuan pendidikan lainnya.

Semua pembaharuan yang ada dalam kurikulum merdeka bertujuan untuk mengembangkan pendidikan karakter yang dulunya dalam pembelajaran abad 21 dan revolusi industri 4.0. Yang pasti, semua itu untuk memperkuat karakter, capaian belajar, dan tujuan pendidikan lainnya.

Kegiatan belajar mengajar dalam kurikulum merdeka menuntut guru untuk menerapkan pembelajaran yang efektif, bermakna, dan menyenangkan. Selain untuk meningkatkan kompetensi siswa, guru juga belajar menggali potensi diri dalam pembelajar tersebut. Sehingga, baik siswa maupun guru akan lebih berkarakter.

Pada dasarnya, pendidikan tidak hanya membangun kognitif siswa. Namun, pendidikan juga menjadikan siswa lebih beradab dan berbudi luhur. Lantas, bagaimana wujud penguatan kepribadian dalam kurikulum merdeka? Well, sebagaimana yang tercantum dalam Profil Pelajar Pancasila, berikut adalah beberapa kegiatan berkarakter:

Pembelajaran intrakurikuler

Yang dimaksud dengan pembelajaran intrakurikuler adalah pembelajaran utama yang dilaksanakan di dalam kelas yang mana pelaksanaannya berdasarkan alokasi waktu tertentu. Penentuan alokasi tersebut terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Artinya, sebelum penerapan kegiatan intrakurikuler, guru sudah siap dengan berkas-berkas rancangan pembelajaran.

Di sini, guru harus berupaya menciptakan pembelajaran yang menarik, efektif, dan memenuhi kebutuhan siswa. Sehingga, hal tersebut akan berdampak baik terhadap perubahan karakter siswa. Misalnya, KBM dengan model project based learning, wawasan kebangsaan, piket kelas bersama, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya

Kegiatan ekstrakurikuler

Berita Terkait

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru
Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan
Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan
Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21
Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal
Ciri-Ciri Guru Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik, Ini Solusinya!
Model-Model Pengelolaan Kelas yang  Inovatif Dapat Guru Gunakan di Kelas
Cara Pengelolaan Kelas yang Kreatif Mendorong Literasi dan Numerasi Siswa
Berita ini 310 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:58 WIB

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru

Rabu, 11 September 2024 - 21:34 WIB

Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan

Rabu, 11 September 2024 - 21:20 WIB

Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan

Selasa, 10 September 2024 - 12:28 WIB

Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21

Selasa, 10 September 2024 - 11:41 WIB

Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis