5 Kendala Umum yang Terjadi Selama Pembelajaran di Masa Pandemi

- Editor

Selasa, 2 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Drs. Bustamin 

Guru SMA Negeri 2 Pinrang

 

Satu tahun lebih pandemi Covid-19 membayang-bayangi kehidupan manusia di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia. Konsekuensinya, hampir segala aktivitas manusia banyak dilakukan secara digital. 

Salah satu sektor yang paling terdampak adalah pendidikan. Proses belajar mengajar harus dilakukan secara daring (online). Bagi daerah yang memiliki jaringan internet bagus, tentu bukanlah suatu masalah atau hambatan. Demikian juga bagi mereka yang sudah terbiasa dengan kecanggihan dunia IT (Information Technology). Namun bagaimana dengan mereka yang belum terbiasa menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran dan tidak memiliki fasilitas yang memadai?        

Meskipun demikian, pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi harus tetap dilakukan. Kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah dalam upaya mencegah anak-anak generasi bangsa agar tetap aman dari infeksi Covid-19 yang telah memakan jutaan korban jiwa. 

Akibat kebijakan tersebut, siswa yang biasanya mengikuti pembelajaran secara offline di sekolah, terbiasa berhadapan langsung dengan guru, terbiasa menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran,  harus beralih  dalam sebuah alat teknologi yang canggih yaitu smartphone. 

Sebelum adanya pandemi Covid-19, smartphone merupakan hal yang terlarang dipakai ketika belajar oleh para siswa. Namun peraturan itu berubah. Para siswa kini justru wajib menggunakan gawai untuk dapat belajar. Untuk itu, semua siswa harus bisa menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran baru tersebut di tengah pandemi Covid-19. 

Melakukan pembelajaran dengan metode baru ini tentu saja tidak mudah. Pasalnya, pola belajar seperti ini bagi sebagian besar siswa adalah sesuatu yang baru dan mungkin terasa ganjil bagi mereka. Apalagi ditambah proses belajar mengajar yang biasa dilakukan di sekolah sekarang dilakukan di rumah masing-masing. 

Tapi bagaimanapun selalu ada hikmah di balik kesulitan. Adalah benar pernyataan Allah yang berbunyi, “Di balik kesusahan ada kemudahan.“

Jujur, saya sendiri sebelum pandemi tidak tahu menahu tentang berbagai macam platform pembelajaran berbasis digital seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, Quizizz dan lainnya. Bahkan Whatsapp dan Telegram yang tadinya hanya saya pakai sebagai media sosial ternyata juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menarik.

Nah, selama melakukan pembelajaran daring, tentu masih banyak kendala yang saya alami dan mungkin juga dirasakan oleh para guru lainnya. Menurut pengalaman saya pribadi, ada banyak kendala yang harus dihadapi bukan oleh guru dan para pembelajar. 

Dan berikut ini adalah beberapa kendala yang saya rasakan selama pembelajaran daring: 

1.     Jaringan Internet yang Lambat

Salah satu masalah utama yang banyak dihadapi oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran daring adalah masalah jaringan internet yang lambat. Padahal, pembelajaran daring membutuhkan jaringan internet yang cukup kuat, terlebih saat menggunakan media video conference berupa Zoom, Google Meet dan aplikasi lainnya.

Aplikasi-aplikasi untuk melakukan pertemuan virtual tersebut membutuhkan jaringan internet yang kuat agar proses pembelajaran tetap lancar dan tidak terkendala video yang tiba-tiba berhenti atau suara yang putus-putus. Pasalnya, permasalahan teknis seperti suara yang putus-putus dan video yang berhenti menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan murid tidak dapat menyerap informasi yang disampaikan guru secara utuh.

2.     Harga Kuota Internet yang Mahal

Selain jaringan internet yang sangat lambat terutama untuk mereka yang berada di daerah-daerah pedalaman atau di luar pulau Jawa, tantangan dan halangan belajar online selanjutnya adalah harga kuota internet yang terlalu mahal. Apalagi paket internet yang mahal tersebut seringkali dibatasi untuk   besaran kuotanya. Sehingga tentunya tidak cukup untuk kebutuhan para siswa menjalankan video conference dengan gurunya. Seperti yang kita ketahui bahwa kuota yang dibutuhkan untuk video conference tentu saja cukup besar.

3.     Banyaknya Gangguan di Rumah

Ketika pelajar belajar di ruang kelas, maka lingkungan ruangan tersebut sudah diatur  sedemikian rupa untuk mendukung proses pembelajaran agar berjalan lancar. Hal ini berbeda dengan proses belajar mengajar dari rumah. Tidak semua pelajar memiliki suasana rumah yang kondusif untuk mendukung proses belajar. Latar belakang pendidikan serta sosial keluarga peserta didik juga sangat menentukan akan ketenangan siswa belajar di rumah.

4.     Sulit untuk Interaktif

Meski hal ini tidak selalu terjadi, namun umumnya proses belajar mengajar yang dilakukan secara online menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat  berlangsung secara interaktif. Banyak siswa yang merasa bingung dengan suatu materi namun kesulitan untuk bertanya kepada guru. Namun hal ini terkadang juga disebabkan oleh guru yang menyampaikan materi secara satu arah saja dan tidak memberi kesempatan murid untuk bertanya. 

5.     Siswa Tidak Fokus

Banyak siswa yang bermain-main ketika belajar online akhirnya tidak fokus pada materi karena merasa tidak diawasi oleh guru secara langsung. Para guru pun kesulitan  untuk memantau perkembangan siswa. Oleh karena itu dibutuhkan kerja bareng yang baik antara guru dan wali murid. Namun kondisi ini juga tidak semudah yang kita bayangkan karena terdapat tempat tinggal wali siswa yang terlalu jauh. 

Akhirnya, memang tidak dapat dipungkiri kita telah terjebak dalam suatu kondisi yang betul-betul sangat sulit dalam melaksanakan proses pembelajaran di tengah kungkungan Covid-19. Namun tidak ada pilihan lain kecuali–kita sebagai pendidik dan stakeholder dalam dunia pendidikan mulai tingkat pusat sampai ke pelosok terpencil di negeri ini sekalipun– tetap yakin bahwa kita bisa melaksanakan pembelajaran secara baik. 

Lambat namun pasti, keadaan pasti akan kembali normal dan bisa melakukan pembelajaran seperti biasa, tak terkecuali di sekolah di mana tempat saya mengabdi yaitu di SMA Negeri 2 Pinrang, Sulawesi Selatan.

 

 

Dapatkan info terbaru dan ikuti seminar atau diklat untuk guru secara gratis yang dapat menunjang profesionalitas serta kompetensi dengan cara menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 77 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru