Konsep Merdeka Belajar – Setelah pandemi menjangkiti pendidikan di negeri ini kurang lebih dua tahun, para pakar pendidikan sudah banyak belajar baik dalam hal penyelenggaraan pendidikan sampai pelaksanaan teknisnya.
Termasuk juga dengan kehadiran konsep merdeka belajar. Sebagian besar guru pastilah sudah memahaminya mengingat jargon dan slogan Kampus Merdeka dan Sekolah Merdeka seringkali hadir dalam pertemuan resmi bareng Kemdikbud maupun non formal lainnya.
Konsep ini diprakarsai oleh Kemdikbud terutama oleh Nadiem Makarim sebagai menteri yang menjabat saat ini.
Ada beberapa hal penting yang perlu Anda tahu ketika konsep Merdeka Belajar sudah diluncurkan dan akan segera diterapkan secara serentak. Adapun beberapa fakta terkait konsep Merdeka Belajar yakni :
1. USBN Diganti
Fakta pertama yang perlu Anda pahami yakni penggantian USBN yang merupakan singkatan dari Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
Sebagian besar pendidik maupun peserta didik kadang merasa was-was dan khawatir bila nilainya tidak mencukupi. Kekhawatiran ini akhirnya menjadi evaluasi bersama dalam dunia pendidikan sehingga tahun 2020 kemarin ujian tersebut digantikan dengan pengujian asesmen. Hanya akan dilakukan oleh sekolah dan tetap bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Idealnya, USBN tidak dihilangkan melainkan promotornya saja yang berubah.
Kalau awalnya terdapat tim pembuat soal USBN, namun sekarang ujian akan dikembalikan pada sekolah di mana para guru bidang studi lah yang lebih memahami kondisi dan kemampuan peserta didik.
Sehingga lulus dan tidaknya seorang peserta didik akan dikembalikan berdasar penilaian yang sudah dilaksanakan.
2. Fakta tentang Ujian Nasional
Fakta lainnya yakni mengenai ujian nasional. Sebagaimana USBN, UN juga terakhir diadakan di tahun 2020 dan akhirnya digantikan dengan ujian asesmen, numerasi, literasi dan karakter. Ujian numerasi, literasi, dan karakter pun masih digodok sedemikian rupa agar tidak memberatkan para peserta didik.
3. Fakta tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Kemudian fakta lainnya yakni terkait pelaksanaan pembelajaran. Seorang guru akan memiliki hak kebebasan dalam penentuan penggunaan dan pengembangan RPP-nya. Formatnya pun sederhana. Sebab hanya sekitar satu halaman. Untuk strukturisasinya terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam pertemuan tersebut.
4. Fakta tentang Pendaftaran Peserta Didik
Kemudian fakta lainnya yakni terkait proses pendaftaran peserta didik yang baru. Biasanya peserta didik baru akan menggunakan nilai ujian sedangkan sekarang sudah mulai diberlakukan sistem zonasi.
Tentu saja sistem ini masih mendapat pro dan kontra dari masyarakat sebab ada yang merasa kebijakan tersebut tidak adil.
Mereka beranggapan bahwa tetap harus ada satuan pendidikan yang bisa mengakomodir prestasi peserta didik. Sistem zonasi dinilai malah akan menjadikan keseluruhan sekolah berada pada satu standar yang sama.
Nah, demikian ulasan mengenai beberapa fakta konsep Merdeka Belajar.
Jangan lewatkan Diklat nasional berikut ini yang diselenggarakan oleh e-Guru.id. Daftarkan diri Anda melalui link berikut ini sebelum kuota habis!

Kontak Person:
08988960600 (Ika)
0895396344454 (Laily)
(shd/shd)